Di banyak perusahaan, digitalisasi sering hanya menyentuh permukaan.
Divisi-divisi mulai pakai aplikasi masing-masing, file tersimpan rapi di cloud, tapi ujungnya tetap sama: data tersebar, komunikasi tersendat, dan koordinasi terasa seperti permainan telepon rusak.
Itu bukan masalah teknologi.
Itu penyakit lama : silo mentality.
—
Setiap Divisi Adalah Pulau
Dalam manajemen usang, tiap divisi hidup dengan dunia sendiri — lengkap dengan sistemnya, logikanya, bahkan egonya.
Bagian keuangan merasa paling tahu angka.
Operasional menganggap mereka yang “kerja sebenarnya.”
Sementara HR sibuk menjaga “prosedur.”
Masing-masing benar di dunianya, tapi organisasi tak pernah bergerak sebagai satu kesatuan.
Seolah-olah perusahaan adalah gugusan pulau tanpa jembatan.
Dan anehnya, makin besar organisasinya, makin tinggi pula tembok antar pulau itu.
—
Dampaknya: Lambat, Tidak Sinkron, dan Penuh Duplikasi
Silo menciptakan ilusi efisiensi — semua tampak sibuk, padahal banyak pekerjaan ganda.
Data pelanggan dicatat dua kali di dua sistem.
Laporan proyek tak cocok antara unit lapangan dan kantor pusat.
Satu perubahan kecil bisa butuh tiga lapis konfirmasi hanya karena sistemnya tak bicara satu sama lain.
Digitalisasi tanpa integrasi akhirnya jadi kosmetik.
Organisasi tampak modern, tapi tetap berpikir manual.
—
Sistem Terpadu: Bukan Sekadar Soal Teknologi
Silo bukan cuma masalah aplikasi berbeda. Ia masalah kepercayaan dan kepemilikan.
Setiap divisi merasa punya otoritas penuh atas datanya — dan enggan membagi, karena takut kehilangan kontrol.
Padahal web app modern justru dirancang untuk mengatur batas dengan rapi: siapa yang boleh lihat, ubah, atau validasi.
Bukan semua terbuka, tapi semua terhubung.
Transparansi tanpa integrasi hanyalah pamer data.
Integrasi tanpa transparansi hanyalah pipa kosong.
Keduanya baru bermakna kalau bekerja bersama.
—
Membangun Jembatan, Bukan Menambah Pulau
Transformasi digital yang sejati bukan tentang menambah sistem baru, tapi menyingkirkan batas antar sistem lama.
Web app yang dirancang dengan arsitektur terpusat — API terbuka, alur data lintas divisi, dan kontrol akses yang jelas — menciptakan satu hal yang sederhana tapi langka: sinkronisasi real-time.
Itulah fondasi organisasi yang benar-benar modern:
bukan yang paling banyak aplikasinya, tapi yang paling menyatu cara berpikirnya.
—
Tak ada sistem yang bisa menyembuhkan ego.
Tapi sistem yang tepat bisa membuat kolaborasi lebih mudah daripada mempertahankan sekat lama.
“Silo mentality adalah sisa zaman ketika kerja tim diukur dari batas, bukan dari hasil.”
Dan mungkin, era itu sudah waktunya benar-benar kita akhiri.